Malam ini saya akan menceritakan kegigihan seekor keledai agar kawan2 termotivasi akan cerita ini,
“Jangan hanya diam dan pasrah menunggu sang waktu
menentukan hitam putihnya kehidupan kita.
Terus bergerak! Gunakan segenap kemampuan akal budi untuk
memecahkan setiap masalah.”
Semagat Juang Si Keledai
Seorang pedagang
sedang mengadakan perjalan jauh dengan membawa seekor keledai tua yang penuh
beban di punggungnya. Setelah berjalan hampir sehari penuh,ia beristirahat di
bawah pohon yang rindang. Karena kasihan melihat keledainya kelelahan,pedagang
melepaskan beban berat dari panggung keledai. Si keledai tampak beristirahat
tanpa diikat dan dibiarkan memakan daun-daun di sekitar tempat itu.
Pedagang
sangat kelelahan dan tampak sangat menikmati istirahatnya. Setelah menyatap
sedikit bekal, ia mulai terkantuk-kantuk. Tanpa disadarinya, si keledai asyik
berkeliaran agak jauh dari tempatnya beristirahat. Ketika pedagang mulai
mendengkur dan menikmati mimpi indahnya, si keledai tua malah makin jauh
meninggalkannya. Tiba-tiba, si pedagang
terjaga saat mendengar ringkikan suara si keledai. Terpongoh-pongoh ia berlari
menuju tempat asal lengkingan asal tadi.
Sesaat
kemudian, betapa kaget ketika ia melihat keledai tuanya terperosok ke sebuah
lubang yang agak dalam dan digenangi air. Si keledai terus menjerit-jerit dan
bergerak tak terkendali karena panik. Makin lama jeritan keledai itu makin
memilukan. Si pedagang pun jadi panik tidak tahu harus berbuat apa.
Rupanya
jeritan keras dan memilukan itu juga didengar penduduuk sekitar dan beberapa orang yang kebetulan melewati tempat
tersebut. “Tuan, apa yang terjadi sampai keledaimu terperosok ke lubang yang
dalam itu?” tanya seseorang di antaranya.
“Aku
tadi tertidur dan tahu-tahu keledai tuaku yang malang sudah ada di lubang ini.
Apa yang harus kulakukan supaya dia bisa keluar hidup-hidup?”
Setelah
mempertimbangkan situasinya, orang –orang itu menyerahkan supaya si pedagang
merelakan saja keledai tuanya.”Hari sudah sore, kita tidak punya tali untuk
mengangkatnya. Daripada menderita berkepanjangan di dalam lubang, Tuan relakan
saja. Mari kami bantu menimbun keldai itu dengan tanah,” kata salah seorang
antaranya. Si pedagang tersentak. Ia melongok ke lubang dan semakin iba saja
melihat keledainya kepayahan. Akhirnya, ia mrngangguk tanda setuju.
Tak
berapa lama,mereka mulai menimbun keledai tua dengan tanah dan pasir. Saat
tanah dan pasir menimpa punggung keledai, dia kaget, ketakutan, dan kembali
menjerit-jerit kesakitan. Tetapi tanah dan pasir terus menimpanya dari
atas.Dalam kepanikan itulah si keledai tua menggerak-gerakkan dan
menggucang-guncangkan badanya supaya tanah di punggungnya jatuh ke bawah.
Sementara itu, kakinya terus bergerak dan menginjak-injak tanah yang jatuh dari
punggungnya.
Begitu
seterusnya, air yang tadinya merendam kaki si keledai lama-lama tertimbun oleh
tanah. Semakin banyak tanah dan pasir digelontorkan ke bawah, semakin dangkal
pula lubangnya. Keledai tua yang semula sudah kepayahan itu tiba-tiba jadi
tambah semagat mengguncang-guncangkan
punggungnya dan menginjak-injak tanah di dasar lubang. Si pedagang dan
orang-orang membantunya jadi terheran-heran menyaksikan kejadian itu. Mereka
juga makin bersemagat menggelontorkan pasir dan tanah ke dalam lubang.
Tepat
menjelang matahari terbenam, lubang itu sudah semakin dangkal dan tiba-tiba...
hupppp...! Si keledai tua berhasil meloncat keluar dari lobang. Semua orang
berteriak penuh semagat dan bertepuk tanngan menyaksikan pemandangan yang luar
biasa itu. Si keledai selamat karena semagat juangnya yang tinggi, terus
berusaha, dan pantang menyerah.
Pembaca yang budiaman.
Kisah yang luar biasa ini mengajarkan kepada kita tentang
pentingnya semangat pantang menyerah dalam menghadapi beban hidup yang datanng
bertubu-tubi. Keledai tua yang kelelahan dab terperosok ke dalam lubang itu
ibaratnya seseoran yang tengah direndung kemalangan atau persoalan berat. Sama
halnya dengan si keledai, bila kemalangan sedang jatuh menimpa,jangan hanya
diam, pasrah, atau menerima nasib semata. Sebab, jika kita diam berarti siap
untuk ditimbun hingga tamatlah riwayat kita. Oleh karena itu, gunakan sekecil
apa pun kesempatan yang ada untuk mengatasi persoalan.